PAMEKASAN – lpmsemesta – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Madura (BEM-U), sukses menggelar Seminar Hukum yang bertajuk “Membedah Anatomi Korupsi di Indonesia: Dari Budaya Kekuasaan hingga Lemahnya Penegakan Hukum”. Acara ini berlangsung pada Rabu, 11 Juni 2025, di Aula Laboratorium Bersama Kampus Universitas Madura.
Seminar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman mendalam mengenai penegakan hukum korupsi, khususnya yang bersumber dari budaya kekuasaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BEM-U menghadirkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Nurul Ghufron, S.H., M.H. Beliau merupakan seorang Akademisi, Komisaris Independen Bank Jatim, dan juga Eks Wakil Ketua KPK periode 2019-2023, Serta dihadiri juga oleh Moh. Khomarul Wahyudi, S.H. yang merupakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan sekaligus alumni Universitas Madura.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan, Moh. Khomarul Wahyudi, S.H., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa seminar ini merupakan wujud komitmen untuk menciptakan dunia politik yang bersih dari korupsi, khususnya di Kabupaten Pamekasan.
“Seminar ini sangat berpengaruh agar para mahasiswa lebih sadar untuk menjaga dan mengawasi keberlangsungan penegakan hukum di Indonesia, lebih khususnya penegakan hukum dalam kasus korupsi,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Presiden Mahasiswa (Presma) UNIRA, Izet Alfian Fatahillah, menyoroti lemahnya penegakan hukum di Indonesia hingga saat ini.
“penegakan hukum di indonesia sampai saat ini sangat lemah” ujarnya.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset yang digadang-gadang untuk memiskinkan para koruptor, namun tak kunjung disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
undang-undang perampasan aset yang di gadang-gadang di bentuk untuk memiskinkan para koruptor tidak kunjung di sahkan oleh Dewan perwakilan rakyat,” tutur Izet.
