SULAWESI SELATAN – lpmsemesta – Dua mahasiswa delegasi Universitas Madura (UNIRA) berhasil menorehkan inovasi baru dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2025 yang dipusatkan di Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan.
Ferdi Prayoga Apriyudi dan Misbahul Arifin menjadi sorotan berkat program-program inovatif dan berdampak yang mereka laksanakan di Kabupaten Pangkep dan Maros.
Ferdi Prayoga Apriyudi: Membangun Desa Digital dan Semangat Nasionalisme
Ferdi, seorang mahasiswa dari Fakultas Hukum, berhasil menciptakan sebuah website desa yang inovatif di Kelurahan Biraeng, Kabupaten Pangkep. Website ini tidak hanya menjadi pusat informasi, tetapi juga berfungsi sebagai platform promosi untuk potensi lokal. Program ini diharapkan dapat membuka akses informasi yang lebih luas dan mendorong perekonomian desa melalui digitalisasi.
Selain itu, Ferdi juga menjadi inisiator dan penyelenggara Seminar Kebangsaan yang diikuti oleh lebih dari 250 pemuda di Desa Belae dan Kelurahan Biraeng. Acara ini sukses menanamkan rasa cinta tanah air dan memperkuat semangat kebersamaan di kalangan generasi muda.
Misbahul Arifin: Mengubah Limbah Menjadi Berkah dan Edukasi Hukum
Di Kabupaten Maros, Misbahul Arifin berhasil mencuri perhatian dengan program hilirisasi pertanian. Ia memanfaatkan limbah bonggol jagung yang selama ini terbuang menjadi arang briket bernilai ekonomis. Program ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga Desa Bontomatinggi.
Dalam programnya, Misbahul juga aktif memberikan penyuluhan hukum kepada pelajar di SMP PGRI 7 Maros. Ia memberikan materi tentang kesadaran hukum remaja, bahaya kenakalan remaja, dan hukum perlindungan anak. Tujuannya taklain hanya untuk menanamkan pemahaman hukum sejak dini. Tak hanya itu, Misbahul juga dipercaya menjadi khatib Salat Jumat di Dusun Katoang, yang menunjukkan apresiasi warga terhadap kepribadian dan wawasannya.
Apresiasi dan Dampak Positif
Keberhasilan Ferdi dan Misbahul mendapat apresiasi tinggi dari warga setempat.
“Selama ini bonggol jagung cuma dibuang. Tapi setelah dijelaskan dan didemonstrasikan, kami baru sadar kalau ini bisa jadi sumber ekonomi baru,” ujar salah satu warga Maros.
Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen UNIRA dalam mendukung mahasiswa untuk berkontribusi aktif dalam perkembangan bangsa terutama dalam kurikulum kampus berdampak.
UNIRA sendiri menegaskan akan terus mendorong mahasiswanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan skala nasional untuk mewujudkan visi universitas sebagai pusat pendidikan yang inovatif dan berdaya saing.